BREAKING NEWS

The Power Of Santri

Selasa, 20 Desember 2022

Haul Mbah Muhammad Asnawi

 



Simbah saya dulu namanya mbah Munthohar namun setelah haji diganti menjadi Muhammad Asnawi. Setelah beliau kapundut tahun 1997, tiap tahun pasti diadakan acara haul. Setahun yang lalu saya usul di grup keluarga besar Bani Muhammad Asnawi, gimana kalau acara haul diadakan bergantian di Madura, Sedan, dan di Kudus. Alhamdulillah kasepuhan menyetujuinya.
Mbah Asnawi punya anak enam, namun cucunya ada 44 (entah kalau lebih). Acara haul tahun lalu bertempat di Bangkalan Madura karena pak dhe saya Agus Nawawi dapat orang Madura. Alhamdulillah acaranya ramai dan banyak yang ikut.
Tahun ini haul diadakan di Ponpes Assunniyyah Sedan Rembang. Seperti tahun lalu, haul tahun ini juga tak kalah meriahnya. Hanya beberapa cucu yang gak bisa ikut karena masih mondok dan belum libur. Yang menarik, acara haul ini mulai MC, Iftitah, tahlil, doa, dan Maulid yang ngisi ada cucu-cucu semua. Kasepuhan hanya sambutan saja.
Sebelum ke Sedan, kami menyempatkan untuk mengajak wisata murah meriah yaitu ke pantai Karangjahe. Entah sudah berapa kali kami kesini, namun gak ada bosannya kalau main air.
Di setiap momen ketemuan keluarga besar pasti selalu dibahas, anaknya sudah berapa? Sudah hamil apa belum? Dan yang selalu jadi bahasan menarik adalah hadiah Umroh dari lek Ahmad Asnawi bagi ponaan-ponaan yang bisa menyaingi 12 anaknya. 😁😅😂.
Semoga keluarga besar Mbah Asnawi semakin kompak, akrab, rukun, dan tambah selalu personilnya.

Kamis, 15 Desember 2022

Kopi Lampung dari mas Ilham Aufa

 



Seorang santri memang identik dengan rokok dan kopi. Rokok biasanya dihisap oleh para Kyai agar pikiran-pikiran yang menggumpal jernih kembali. Mbah Yai Sya'roni adalah contoh kyai dengan tipe ini, beliau sering dawuh bahwa kalau tidak merokok pikiran menjadi buntu dan kalau mengajar kurang gayeng. Saya sendiri adalah orang yang menyaksikan betapa enaknya penjelasan beliau ketika mengajar. Saya beruntung sempat mulazamah dengan beliau selama 3 tahun di MA Qudsiyyah.
Sedangkan kopi adalah amunisi satunya agar mata tetap terjaga ketika mengkaji kitab-kitab atau ketika mengajar. Untuk masalah rokok sendiri saya sudah insaf karena mengikuti mazhabnya Mbah Mun. Namun untuk kopi tidak bisa meninggalkannya. Di pagi hari biasanya saya minum kopi agar ketika mengajar tidak ngantuk. Kalau gak sempat membuat kopi, bisa dipastikan mata ini mbliyat mbliyut dan jadi gak fokus dalam mengajar.
Saya kenal mas Ilham waktu beliau memondokkan putrinya di Qudsiyyah Putri. Sebenarnya saya sudah mengenal keluarga besar Kyai Muhyi yang pernah menjadi masyayikh di Qudsiyyah. Ada pak Wifaq yang akrab dengan mas Apang, bahkan ketika beliau kapundut mas Apang memimpin maulid di maqbarah untuk mengantar kepergian beliau. Lalu ada mas Ibad dan mas Wafda yang sudah saya kenal lama. Namun untuk mas Ilham baru tiga tahunan kemarin.
Kemarin saya bergurau kalau kangen kopi Lampung, karena dulu kalau ngantar putrinya sering dibawakan. Eh lha koq malah dikirimin sebanyak ini 😁
Matur suwun mas, gusti Allah ingkang bales. Semoga bisa buat nemenin ngaji selama 6 bulan 😀

Senin, 12 Desember 2022

Sullamun Nawi Fi Ilmin Nahwi

 



Sudah lama saya ingin menulis ringkasan-ringkasan nahwu yang mudah dan aplikatif. Memang benar guru saya, bahwa menulis kitab itu fadhol yang luar biasa. Terkadang banyak orang yang pintar tapi untuk menuangkan karyanya dalam tulisan ini yang jarang dimiliki. Terkadang waktu yang menjadi kendala, atau aktivitas padat yang selalu mengisi dari hari ke hari.
Di MTs Qudsiyyah Putri ada program sorogan kitab Taqrib. Anak-disuruh menghafal makna kitab dan maju disimak guru-guru. Banyak anak-anak yang bisa membaca tapi lemah dalam memahami i'robnya. Untuk itu saya mengusulkan agar diadakan diklat Nahwu sebelum liburan. Karena saya yang usul, akhirnya saya pun diminta untuk menjadi koordinator diklat Nahwu tersebut. Bismillah, saya pun menyanggupinya dan berjanji akan membuatkan modul Nahwu yang ringkas dengan contoh-contoh dari kitab Taqrib agar lebih aplikatif.
Kitab ini saya tulis selama lima hari, di tengah kesibukan saya momong anak-anak karena ibunya kuliah (lagi). Dan saya yakin ini adalah fadhol dari Allah sehingga bisa selesai tepat waktu sebelum diklat dimulai. Saya mulai menulis Senin kemarin tanggal 5 Desember 2022 dan selesai Jumuah malam tanggal 9 Desember 2022. Sabtu saya masukkan ke percetakan dan Ahad pagi 11 Desember kitab dikirim ke Qudsiyyah Putri. Alhamdulillah tepat pukul 07.30 kitab bisa dibagikan karena acara memang dimulai pukul 07.30. Memang kitab ini masih banyak kekurangan karena nulisnya juga terlalu mepet waktunya. Namun ala kulli hal saya puas bisa menyelesaikannya.

Rabu, 23 November 2022

Rombongan Khos Darul Qur'an PP Al Anwar 2 datang ke Qudsiyyah Putri.

 



Tadi siang, pengurus khos Darul Qur'an Al Anwar 2 datang ke ponpes Qudsiyyah Putri. Katanya pingin study banding, lalu saya jawab kami belum pantas untuk dibuat study banding. Monggo kalau mau kesini, kita belajar bersama. Tiap lembaga pendidikan pasti ada plus minusnya. Saya sendiri bukanlah orang yang ahli di bidang Al Qur'an. Basic saya adalah kitab, namun di pondok ini mayoritas adalah anak tahfidz.
Memang perlu proses panjang untuk menjadi khafidz atau khafidzoh. Belum tentu program tahfidz itu bisa selesai dalam 3 sd 6 tahun. Semua ada faktor internal dan eksternal nya. Hasil dari tiap anak kadang beda-beda padahal asupan makanannya sama 😅. Podo-podo golek ilmu tapi yang ini pintar dan yang ini istimewa (kami mengistilahkannya). Faktor dari orang tua juga bisa mempengaruhi hasil anaknya. Tirakat dan do'a orang tua ini banyak sekali kita saksikan menjadi pendukung utama berhasil tidaknya santri dalam menuntut ilmu. Belum lagi makanan yang masuk ke anak, apakah dari hasil kerja yang halal atau mambu-mambu syubhat itu juga point tersendiri.
Di akhir pertemuan tadi saya sedikit menyampaikan pentingnya khidmah. Karena saya juga alumni Al Anwar, saya pun sedikit bercerita pengalaman saya di sana. Dulu ketika akhir kelulusan banyak teman-teman saya yang boyong. Padahal tenaga dan pikiran mereka semestinya dibutuhkan untuk pondok. Bisa menjadi guru, tenaga bangunan, tukang utak utuk dan lain sebagainya. Saya sendiri punya prinsip ketika itu, lha yo wis dipinterke pondok koq dikon bantu pondok ora gelem. Akhirnya saya khidmah menjadi guru di MA Al Anwar. Prinsip saya, aku wis dipinterke 3 tahun paling ora ngabdi yo minimal 3 tahun.

Jumat, 30 September 2022

Menyapih Royya

 


By : Ibuk Elin

Royya lahir Hari Jum'at tanggal 20 Rabi'ul Awwal 1442 H.

Bocah ini nempel sm ibuknya kemanapun, dimanapun.
Kalo ngASI ga kenal tempat dan waktu.
Bahkan sampai di usianya ke 23 bulan masih 90% bergantung pada ASI. Nasi, jajan, minuman lain, hanya icip2 saja. 🥲
Dua pekan terakhir, ibuk mulai sounding, nanti makan nasi ya, minum pakai gelas ya, begitu seterusnya.
Hingga sampailah pada hari ini, Jum'at, 4 Rabi'ul Awwal 1444 H, kami sepakat untuk menyapih Royya.
Kenapa harus sepakat dg suami? Karena yg bisa bantuin pas anak nangis ya bapaknya, soalnya kalo sm ibuk pasti minta ASI lagi...
Pagi tadi, kami menuju ke rumah sesepuh, didoakan...
Siang, masih minta ASI saat mau tidur. Ashar nglilir, dipukpuk, diisik2, balik tidur lagi, sampai Maghrib. Baru segitu aja ibuknya dah pengen nangis. 🥹
Maghrib bangun, tiba2 ambil gelasnya, minum sendiri.
Setelahnya, giliran Yahya Maya Balya yg berperan. Mereka ngajakin Royya main, diambilin minum, dibukakke jajan, dibacain buku, nggambar2, poko'nya biar ga nempel ibuk dulu. Bertahan sampai jam 8, mas mbak nya tidur. Sepi...
Mulai nangis dong. Nungguin bapak ga pulang2. Masih berusaha kuat dan tega saat Royya nangis tarik2 jilbab minta ASI. Dipukpuk, dikipasi, diceritani, sembarang kaliiir...
Jam 09.30 mulai nangis lagi, "Aya babuk, ibuk babuk, kudung lepas, mimik Aya..."
Kipas dilempar, tangan ditepis...
Ibuke mulai kudu nangis 🥲
Akhirnya mau digendong, nungguin bapak di depan. Pikirku bakal panjang banget malam ini 🥱
Alhamdulillah, 10 menit digendong, tidur, nyenyak, dan sekarang sudah mendarat sempurna di atas kasur...
Terimakasih Royya, tambah mandiri ya Nduk 😘😘😘
Ini sih kira2 pak Isbah Kholili masuk rumah pas shift nglilir 😁
...
00.00 nglilir, telpon bapak. Digendong bapak malah tambah nangis... Oke, pangku ibuk, jangan menyerah 💪💪💪

Senin, 23 Mei 2022

Kholif Tu'rof

 



خالف تعرف

Baru-baru ini dunia permedsosan dibuat viral dengan adegan GT yang dianggap tidak beradab karena tidak ta'dhim dengan habib Abdul Qadir Alhaddar, habib sepuh asal Banyuwangi. Dalam video itu GT tampak diam saja ketika tangannya dicium oleh habib Abdul Qodir, bahkan gayanya yang tak acuh sambil merokok membuat para netizen berkomentar miring terhadap GT.
Setelah video itu viral akhirnya habib Abdul Qodir memberikan klarifikasi bahwa beliau memang dengan senang hati mencium tangan GT karena GT adalah cucu gurunya. Bahkan habib Abdul Qodir meminta untuk tidak menghujat GT, karena gaya GT memang seperti itu. Itu bukan sombong tapi anggun kata beliau.
Berkat video itu, nama GT menjadi terkenal dan dicari para netizen yang penasaran termasuk saya 😂. Akhirnya ketemulah bahwa GT ini merupakan cucu dari waliyullah Gus Miek yang sangat masyhur itu. Gaya dan cara dakwah GT ini dianggap paling mirip dengan kakeknya. Saya tidak mau menanggapi kehebohan video yang viral itu, namun saya hanya ingin menggaris bawahi bahwa jika kamu ingin terkenal maka berbedalah dengan yang lain seperti yang dilakukan GT ini. Kholif Tu'rof begitulah kaidahnya.
Salam dari Usgan

Rabu, 04 Mei 2022

Harapan di Momen Lebaran

 


Wis suwe ora nyetatus gaess. Sesasi punjul sibuk ono penilaian tengah semester ditambah ono acara pondok sing menyita selama sewulan poso wingi. Mugo mugo poro sedulur do sehat kabih, bar poso tambah roso. Roso olehe ngibadah lan kerjo ne yo tambah semangat. Jamaah lan nderes Qur'an e ojo lali gaess, wulan syawwal iki jare wulane ngunduh. Nek ngibadahi ora dikencengi maneh, iso-iso ngunduh pari sing gabuk.
Jadi gini gaess, setelah puasa Romadhon berhasil kita lalui sebenarnya ada fase dimana kita bisa mengukur tingkat keberhasilan puasa kita. Jika tingkah laku dan ibadah kita semakin meningkat atau paling tidak masih sama lah seperti bulan Ramadhan kemarin, itu artinya tujuan puasa Ramadhan kita sudah berhasil diamankan. Namun sebaliknya, jika kita hanya semangat beribadah di bulan Ramadhan namun kendor di bulan syawwal itu artinya kualitas puasa kita masih diragukan.
Sebenarnya makna idul fitri adalah kembali ke fitrah manusia tanpa dosa. Setelah puasa Ramadhan tapi koq masih dendam sama saudara dan temannya maka renungkan lagi puasamu. Setelah puasa Ramadhan tapi masih hasud sama kemajuan dan kesusksesan teman atau saudaramu maka renungkan lagi puasamu. Setelah puasa tapi masih pelit tidak mau ngasih THR ke saudara dan keponakan maka renungkan lagi puasamu. Setelah puasa tapi masih rajin menggunjing saudara dan temanmu maka renungkan lagi puasamu. Setelah puasa tapi masih dan masih...teruskan sendiri gaess.
Dan yang paling inti gaess, setelah puasa kita diterima oleh Allah dan ma taqaddama min dzanbih sudah diampuni, maka kita menjadi manusia tanpa dosa. Orang yang tanpa dosa itu pasti doanya mustajab. Makanya kalau lebaran gini kita jangan sampai tidak minta do'a ke para sesepuh. Do'a apa saja yang penting itu adalah kebaikan di dunia dan akhirat. Bisa minta segera ditemukan jodohnya, segera diberi momongan, kerjanya diberi kesuksesan, yang masih tholabul ilmi minta didoakan agar mendapat ilmu yang manfaat, dan yang sudah punya momongan supaya ditambah terus anaknya juga doa yang tak kalah penting.
Di momen lebaran ini doaku hanya satu gaess, semoga lebaran tahun depan tambah personil lagi. Aminkan ya gaess.
Jika ada salah dari kami sekeluarga mohon dimaafkan gaess.
Ttd
Usgan
Rabu, 3 Syawwal 1443 H

Kamis, 17 Maret 2022

Mapel Falak di Qudsiyyah Putri

 



Di antara ciri khas kesalafan yang tidak ditinggalkan adalah adanya mapel Falak di Qudsiyyah Putri. Mapel Falak ini seperti mapel Matematika hitung menghitung. Kalau santri itu pintar matematika pasti dia semangat mempelajari ilmu falak. Namun jika santri itu tumpul dalam hitung-hitungan pasti dia akan malas mengikuti pembelajaran falak. Ini yang saya amati ketika mempelajari falak dulu. Banyak teman yang malas ketika diajar falak, setelah saya amati memang basic matematikanya kurang.
Di Qudsiyyah Putri, mapel falak merupakan salah satu mapel favorit anak-anak. Apalagi guru pengampunya pak Durrohman, orangnya halus dan tulisannya bagus. Hampir mirip lah dengan saya 😅. Saya itu senang kalau ada orang tulisannya bagus, dan sering mengkritik kalau ada orang tulisannya jelek. Iki tulisan opo cakar ayam, guyonan saya pada anak-anak.
Mapel falak diajarkan di Qudsiyyah Putri mulai kelas 7 sampai nanti kelas 12. Kitab yang digunakan adalah kitab badi'atul mitsal karya simbah Ma'sum Kwaron Jombang, untuk kelas 7. Sedangkan untuk kelas lanjutannya menggunakan kitab karya simbah Yahya Arif. Falak ini harus dipelajari berjenjang atau berkelanjutan karena tiap jilid saling berkaitan. Rumus-rumusnya juga harus selalu diingat, tahapan-tahapan pengerjaannya juga tidak boleh keliru. Karena kalau keliru nanti bisa fatal. Mengerjakan waktu maghrib tapi hasil akhirnya ketemu pukul 20.45 ini kan sangat fatal, ya bisa jadi karena basic matematikanya tadi yang kurang.
Oiya..mungkin ada yang belum mengenal ilmu falak. Falak artinya adalah orbit atau lintasan benda-benda langit. Jadi ilmu falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-benda langit itu serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain. Ilmu Falak ini nanti akan berhubungan erat dengan ibadah umat islam. Ilmu falak biasanya digunakan untuk mengetahui kapan waktu sholat, waktu haji terutama wukuf di Arafah, awal puasa, awal syawwal, awal tahun baru hijriyyah, kapan akan terjadi gerhana, dan juga dalam menentukan arah kiblat yang benar.
Jadi, kalau sekolah di Qudsiyyah Putri jangan kaget kalau banyak mapel salaf yang dipelajari sehingga fokus hafalan baik Qur'an maupun Alfiyyah memang sedikit pecah.

Mungkin Belum Rizkinya Di Qudsiyyah Putri

 



Alhamdulillah PPDB Qudsiyyah Putri telah berakhir. PPDB itu dimulai sejak tanggal 20 Februari dengan pendaftaran online lalu dilanjut tes seleksi selama lima hari. Adapun yang mengikuti tes seleksi sebanyak kurang lebih 330 santri. Mereka memperebutkan 240 kuota yang tersedia. Artinya..akan ada sekitar 90 an santri yang tidak lulus seleksi. Setelah tes seleksi selesai tanggal 8 Maret, maka para calon wali santri menunggu pengumuman tanggal 10 Maret.
Pada malam hari sebelum pengumuman, panitia mengadakan rapat penetapan. Rapat ini dihadiri oleh KH. Fathur Rahman mewakili sesepuh Qudsiyyah dan juga pak M Ihsan dari unsur Yayasan. Rapat penetapan juga dihadiri kepala MTs Qudsiyyah Putri dan panitia inti. Dalam rapat penetapan yang berakhir pukul 23.00 itu juga dibahas bagaimana langkah-langkah dalam memajukan Qudsiyyah Putri terutama dari segi inputnya. Serta persiapan-persiapan untuk tahun ajaran baru setelah melihat jumlah pendaftar.
Setelah rapat selesai saya memerintahkan pak Umam untuk membuat surat keputusan dan nomor Virtual Account guna pembayaran daftar ulang. Jam 24.00 saya pun pulang untuk istirahat sedang pak Umam masih mengerjakan tugas tadi sampai subuh. Setelah jamaah subuh surat keputusan dikirim ke saya dengan bentuk pdf dan gambar jpeg. Pagi-pagi itu sekitar pukul 06.00, surat keputusan santri yang keterima di Qudsiyyah Putri pun saya upload di medsos Qudsiyyah Putri baik Fb, IG, maupun website.
Tanggal 10 Maret itu lah hari sibuk-sibuknya saya, karena banyak orang yang mencari saya, menelpon saya, dan menangisi saya karena putrinya tidak keterima di Qudsiyyah Putri. Mereka minta agar putrinya bisa didesel-deselkan di sini. Namun bagaimana lagi, keterbatasan ruangan dan sarana yang masih kurang memang menjadi alasan utama kenapa tidak diterima semuanya. Jadi mereka memang masuk sesuai hasil tes seleksi masing-masing. Saya pun hanya bisa bilang "mungkin belum rizkinya di Qudsiyyah Putri".

Rabu, 16 Maret 2022

Maghrib Mengaji

 


By : Ibuk Elin

Pernah melihat jargon semacam itu kan?
Sebenarnya, semasa kecil kita, dulu, ya memang begitulah yang terjadi.
Usai sholat Maghrib, mengaji, belajar, sambung sholat Isya'.
Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyaknya godaan, hal tersebut sedikit demi sedikit mulai terkikis.
Keluarga kami pun begitu. Mengistiqomahkan anak-anak untuk langsung beranjak sholat lantas mengaji dan belajar, tetap butuh perjuangan...
Bagaimana tidak...
Baru proses nyemak Yahya, Maya minta makan. Maya mulai mengaji, Balya minta main. Balya mengikuti ngaji, Royya juga mau ikutan. Senggol-senggolan, jawil-jawilan, tarik-tarikan, rameneee gak karu-karuan. 😅
Ini baru empat, lho... Baru empat, kama qola pak Isbah Kholili ...
Dulu, waktu aku masih kecil, bapak yang nyemak ngaji, ibuk nemenin belajar. Atau sebaliknya. Seimbang, menurut versiku.
Nah, posisi kami sekarang, ba'dal Maghrib ada jadwal ngaji di pondok. Jadi, kalau bapak ada jadwal, urusan anak-anak full sama ibuk. Begitupun sebaliknya. Kalau pas ibuk ada jadwal, berarti anak-anak ya dihandle bapaknya.
Jangan tanya seberapa hectic nya.
Dilampahi, sak kuat-kuate...
Karena memiliki anak bukan sekedar urusan berapa banyaknya, tapi mendidiknya adalah tugas utama kita sebagai orang tua...
Nyuwun pangestunipun, mugi tansah istiqomah...

Selasa, 15 Maret 2022

Al Mudarrisun

 



Madrasah Qudsiyyah memang dikenal dengan madrasah pecinta sholawat. Hal ini tak lepas dari kiprah muassisnya yaitu KHR. Asnawi. Beliau banyak sekali menulis syair-syair tentang sholawat kepada baginda nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Di antara syair ciptaan beliau adalah sholawat Asnawiyyah yang pernah dilantunkan grup rebana AlMuqtashida ponpes Langitan dengan judul "du'aut tholabah". Ada lagi adalah syiir "srengenge nyotho" dengan bahasa jawa yang lugas dan jelas maknanya.
Madrasah Qudsiyyah juga punya grup rebana yang sudah sangat populer dengan nama Al Mubarok Qudsiyyah. Grup rebana inilah yang melambungkan nama-nama semacam gus Ilham, Gus Apang, Gus Fathur pekalongan, Gus Ghofur, Gus Shofa, dan Gus-Gus lainnya. Mereka mengawali kiprah adu vokal dari madrasah Qudsiyyah Kudus.
Sekitar setahunan kemarin, guru-guru Qudsiyyah Putri rasan-rasan bagaimana kalau guru-guru ini tampil sholawatan dengan diiringi grup rebana. Ada beberapa guru yang sudah bisa memainkan terbang, tinggal menambah beberapa personil untuk diajak latihan rutin. Akhirnya guru-guru sepakat untuk belajar latihan rebana. Setiap latihan pasti tidak pernah lengkap personilnya, karena memang kesibukan masing-masing. Walaupun latihan kurang maksimal namun guru-guru tetap semangat sehingga bulan Rajab tahun 1442 kemarin sudah tampil untuk mengisi pra acara Rajabiyyah.
Sebelum tampil pada acara Rajabiyyah, guru-guru mulai bertanya. Ini grupnya dikasih nama apa? Akhirnya saya pun nyeletuk, Al Mudarrisun saja. Jadilah grup rebana guru-guru Qudsiyyah Putri itu dengan nama "Al Mudarrisun". Bulan Rabiul awwal 1443 kemarin adalah penampilan perdana grup rebana Al Mudarrisun. Mengisi acara maulid secara penuh dari suluk, salam, pembacaan barzanji oleh guru-guru putri, mahallul qiyam, sampai do'a. Semoga grup rebana Al Mudarrisun selalu eksis dan semangat untuk latihan demi mengembangkan skill yang terpendam 😂

Peci Grup Rebana Al Mudarrisun

 



Setelah grup rebana Al Mudarrisun terbentuk, asatidz Qudsiyyah Putri bermaksud membuat seragam. Karena seragam baju sangat mahal akhirnya guru-guru sepakat untuk membeli peci saja yang harganya sangat terjangkau. Entah siapa yang membayari peci itu, yang jelas saya dikasih saja dan tidak ditarik iuran. Sebagai rasa syukur, peci itu pun saya pakai ketika mengajar.
Saya melihat kebanyakan guru memakai peci itu ketika mengajar. Padahal saya itu termasuk guru yang disiplin dan peci itu bukanlah peci resmi untuk mengajar. Tapi karena kebanyakan guru memakai peci itu dan saya tidak ingin membuat kecewa orang yang sudah memberi, maka kuputuskan untuk memakainya. Nanti kalau kepala madrasah tidak berkenan pasti akan diworo-woro dalam grup.
Ahad kemarin saya mengajar di kelas 11 IPA, saya masih memakai peci hitam, sementara peci seragam Al Mudarrisun masih di dalam tas. Ketika saya membuka tas untuk mengambil kitab Alfiyyah, saya bilang ke anak-anak. Aku entuk seragam peci cah dari grup rebana Al Mudarrisun, tak enggo macem tah ora yo? Ya pak pakai saja pak, macem mesti, jawab anak-anak. Akhirnya peci pun saya pakai sambil menaruh peci hitam ke dalam tas.
Setelah peci saya pakai, anak-anak pun nyeletuk. Ayo pak foto pak..Akhirnya saya pun foto di depan anak-anak. Setelah saya amati yo pantes juga peci itu di kepala saya. Namanya juga Usgan ya..peci macem apa saja ya tetap kelihatan cakep 😁😁😁

Sabtu, 12 Maret 2022

Belajar Dari Pak Ihsan

 




Kesuksesan itu tidak datang begitu saja. Butuh usaha dan kerja keras serta mungkin sedikit keberuntungan untuk mewujudkannya. Kalau boleh saya prosentase keberuntungan ini hanyalah 10% saja, sedangkan sisanya adalah kerja keras. Terkadang sudah kerja keras namun masih kurang sukses. Dan ada juga yang tidak begitu kerja keras namun selalu beruntung. Nah..yang terakhir ini jangan kita tiru. Jika kita mau sukses ya harus kerja keras.
Pak M Ihsan adalah salah satu contoh orang yang sukses dengan kerja kerasnya. Terlahir dari orang kampung tak menyurutkan niatnya dalam meraih pendidikan tertinggi. Dimulai dari Madrasah Qudsiyyah, beliau mengenyam pendidikan dari MI, MTs, hingga MA Qudsiyyah. Setelah lulus dari Qudsiyyah, beliau melanjutkan S1 di IAIN Walisongo Semarang. Tahun 1994 beliau lulus dari IAIN Semarang dengan gelar S.Ag. Pak Ihsan sempat mengajar di Qudsiyyah sebelum akhirnya menjadi dosen di IAIN Kudus.
Selesai S1 tak menyurutkan niat beliau untuk melanjutkan kuliah S2. Akhirnya beliau pun melanjutkan S2 nya di IAIN Walisongo Semarang dan lulus tahun 2001. Lalu lanjut S3 di IAIN Sunan Ampel Surabaya dan lulus tahun tahun 2012. Dan terakhir beliau mendapat gelar guru besar ilmu pendidikan tahun 2022 ini. Tentu ini adalah proses panjang yang membutuhkan kerja keras, fokus, serta dukungan keluarga.
Selamat dan sukses atas pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. H. Ihsan, M.Ag semoga tambah berkah ilmunya dan bermanfaat bagi negara dan agama.

Jumat, 11 Maret 2022

Diklat Keprotokolan

 


ISQi (Ikatan Santri Qudsiyyah Putri) mengadakan diklat administrasi dan keprotokolan di Villa MC Pro Kajar Dawe Kudus. Acara yang diikuti tiga puluh santri itu dimulai sejak kamis sore tanggal 10 Maret 2022 dan akan berakhir jumu'ah sore tanggal 11 Maret 2022. Diklat itu diadakan untuk membekali pengurus supaya tertib dalam administrasi terutama dalam membuat surat menyurat.
Selain itu, tujuan diklat adalah untuk membekali santri agar terbiasa dalam menghadapi protokol kegiatan-kegiatan baik resmi, semi resmi, maupun tidak resmi. Mulai dari menjadi MC, dirigen upacara, memimpin persidangan dan lain sebagainya. Dalam diklat sehari semalam itu santri-santri menerima materi dari tim instruktur PC IPPNU kabupaten Kudus.
Dalam sambutannya, pengasuh ponpes Qudsiyyah Putri menyampaikan bahwa baik tidaknya organisasi itu bisa dilihat dari tertib tidaknya administrasi. Jika administrasinya bagus pasti organisasi itu juga bagus. Namun jika administrasinya buruk maka organisasi nya pun tak jauh dari itu. Di akhir sambutannya, ustadz Muhammad Isbah Kholili berharap agar pengurus ISQi bisa menjalankan kegiatan-kegiatan dan mengonsepnya dengan tertib dan baik.

Rabu, 09 Maret 2022

Ketika Ahlak Menjadi Penentu

 


Di ponpes Qudsiyyah Putri kami selalu menekankan pentingnya medahulukan ahlak dari pada ilmu. Berhenti ketika ada guru yang sedang lewat, mencium tangan ustadzah ketika bertemu, mlaku ngesot dengan lutut ketika di majlis, selalu bilang "gih yai" jika diutus pengasuh. Semua itu diajarkan demi mendidik santri-santri akan pentingnya ahlak. Ilmu yang tinggi tanpa dibarengi ahlak mulia akan mejadi seperti iblis yang sombong.
Banyak wali santri yang bilang bahwa sejak menjadi santri ponpes Qudsiyyah Putri mengalami perubahan yang sangat jauh dibandingkan sebelum mondok. Memang saya selalu menekankan pentingnya boso dengan orang tua. Kalau kamu malu mulailah dari yang mudah dulu. Gih..mboten..sampun..dereng.. karena kalau langsung boso kromo secara mendadak pasti ditertawakan orang tua, kata saya di sela-sela mengajar. Bahkan ada santri yang tidak kerasan baru sebulan mondok. Wali santri juga mengapresiasi perubahan anak walaupun baru sebulan.
Memang tidak semua santri bisa langsung berubah ahlaknya. Semua butuh proses yang panjang dan tentu saja merubah karakter yang sudah gawan bayi (tabiat) itulah yang paling sulit. Tentu masih ada beberapa santri yang belum terlihat perubahannya, namun saya yakin dengan suasana lingkungan pondok pesantren akan merubah sedikit demi sedikit. Paling tidak mereka masih berada dalam jalan yang lurus dan tidak tambah nakal.
Ketika Imam Syafi'i boyongan dari pondoknya Imam Malik menuju rumah ibunya, beliau mengetuk pintu rumah seraya mengucap salam. Setelah dijawab ibunya, beliau ditanya. Man anta? Muhammad bin Idris, jawab Imam Syafi'i. Bimaa ji'ta? Bil ilmi wal adabi, sahut beliau. Ibunya pun marah dan tidak membukakan pintu dan bilang, engkau bukanlah anakku..pergi dari sini. Imam Syafi'i pun bersedih, apa salah beliau sampai ibunya tidak mau bertemu padahal baru boyongan dari pondok.
Di tengah kesedihannya, beliau bertemu dengan seorang syaikh dan ditanya. Kenapa engkau sedih? Saya baru pulang dari pondok tapi ibu saya marah dan tidak mau membukakan pintu, jawab beliau. Bagaimana ceritanya? Tanya syaikh. Ibu saya bertanya, bimaa ji'ta? Saya jawab bililmi wal adabi, setelah itu ibu saya marah dan tidak mengakui saya sebagai anaknya. Itu kesalahanmu, coba jawab bil adabi wal ilmi, pasti ibumu tidak marah.
Akhirnya Imam Syafi'i pulang kembali dan mengetuk pintu. Setelah ditanya bimaa ji'ta? Beliau pun menjawab bil adabi wal ilmi. Akhirnya ibunya baru membukakan pintu dan bilang. Ini baru anakku.
 
Copyright © 2022 ISBAH KHOLILI. Designed by MikiAlQudsy