Madrasah Qudsiyyah memang dikenal dengan madrasah pecinta sholawat. Hal ini tak lepas dari kiprah muassisnya yaitu KHR. Asnawi. Beliau banyak sekali menulis syair-syair tentang sholawat kepada baginda nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Di antara syair ciptaan beliau adalah sholawat Asnawiyyah yang pernah dilantunkan grup rebana AlMuqtashida ponpes Langitan dengan judul "du'aut tholabah". Ada lagi adalah syiir "srengenge nyotho" dengan bahasa jawa yang lugas dan jelas maknanya.
Madrasah Qudsiyyah juga punya grup rebana yang sudah sangat populer dengan nama Al Mubarok Qudsiyyah. Grup rebana inilah yang melambungkan nama-nama semacam gus Ilham, Gus Apang, Gus Fathur pekalongan, Gus Ghofur, Gus Shofa, dan Gus-Gus lainnya. Mereka mengawali kiprah adu vokal dari madrasah Qudsiyyah Kudus.
Sekitar setahunan kemarin, guru-guru Qudsiyyah Putri rasan-rasan bagaimana kalau guru-guru ini tampil sholawatan dengan diiringi grup rebana. Ada beberapa guru yang sudah bisa memainkan terbang, tinggal menambah beberapa personil untuk diajak latihan rutin. Akhirnya guru-guru sepakat untuk belajar latihan rebana. Setiap latihan pasti tidak pernah lengkap personilnya, karena memang kesibukan masing-masing. Walaupun latihan kurang maksimal namun guru-guru tetap semangat sehingga bulan Rajab tahun 1442 kemarin sudah tampil untuk mengisi pra acara Rajabiyyah.
Sebelum tampil pada acara Rajabiyyah, guru-guru mulai bertanya. Ini grupnya dikasih nama apa? Akhirnya saya pun nyeletuk, Al Mudarrisun saja. Jadilah grup rebana guru-guru Qudsiyyah Putri itu dengan nama "Al Mudarrisun". Bulan Rabiul awwal 1443 kemarin adalah penampilan perdana grup rebana Al Mudarrisun. Mengisi acara maulid secara penuh dari suluk, salam, pembacaan barzanji oleh guru-guru putri, mahallul qiyam, sampai do'a. Semoga grup rebana Al Mudarrisun selalu eksis dan semangat untuk latihan demi mengembangkan skill yang terpendam
Posting Komentar