BREAKING NEWS

The Power Of Santri

Kamis, 17 Maret 2022

Mapel Falak di Qudsiyyah Putri

 



Di antara ciri khas kesalafan yang tidak ditinggalkan adalah adanya mapel Falak di Qudsiyyah Putri. Mapel Falak ini seperti mapel Matematika hitung menghitung. Kalau santri itu pintar matematika pasti dia semangat mempelajari ilmu falak. Namun jika santri itu tumpul dalam hitung-hitungan pasti dia akan malas mengikuti pembelajaran falak. Ini yang saya amati ketika mempelajari falak dulu. Banyak teman yang malas ketika diajar falak, setelah saya amati memang basic matematikanya kurang.
Di Qudsiyyah Putri, mapel falak merupakan salah satu mapel favorit anak-anak. Apalagi guru pengampunya pak Durrohman, orangnya halus dan tulisannya bagus. Hampir mirip lah dengan saya 😅. Saya itu senang kalau ada orang tulisannya bagus, dan sering mengkritik kalau ada orang tulisannya jelek. Iki tulisan opo cakar ayam, guyonan saya pada anak-anak.
Mapel falak diajarkan di Qudsiyyah Putri mulai kelas 7 sampai nanti kelas 12. Kitab yang digunakan adalah kitab badi'atul mitsal karya simbah Ma'sum Kwaron Jombang, untuk kelas 7. Sedangkan untuk kelas lanjutannya menggunakan kitab karya simbah Yahya Arif. Falak ini harus dipelajari berjenjang atau berkelanjutan karena tiap jilid saling berkaitan. Rumus-rumusnya juga harus selalu diingat, tahapan-tahapan pengerjaannya juga tidak boleh keliru. Karena kalau keliru nanti bisa fatal. Mengerjakan waktu maghrib tapi hasil akhirnya ketemu pukul 20.45 ini kan sangat fatal, ya bisa jadi karena basic matematikanya tadi yang kurang.
Oiya..mungkin ada yang belum mengenal ilmu falak. Falak artinya adalah orbit atau lintasan benda-benda langit. Jadi ilmu falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-benda langit itu serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain. Ilmu Falak ini nanti akan berhubungan erat dengan ibadah umat islam. Ilmu falak biasanya digunakan untuk mengetahui kapan waktu sholat, waktu haji terutama wukuf di Arafah, awal puasa, awal syawwal, awal tahun baru hijriyyah, kapan akan terjadi gerhana, dan juga dalam menentukan arah kiblat yang benar.
Jadi, kalau sekolah di Qudsiyyah Putri jangan kaget kalau banyak mapel salaf yang dipelajari sehingga fokus hafalan baik Qur'an maupun Alfiyyah memang sedikit pecah.

Mungkin Belum Rizkinya Di Qudsiyyah Putri

 



Alhamdulillah PPDB Qudsiyyah Putri telah berakhir. PPDB itu dimulai sejak tanggal 20 Februari dengan pendaftaran online lalu dilanjut tes seleksi selama lima hari. Adapun yang mengikuti tes seleksi sebanyak kurang lebih 330 santri. Mereka memperebutkan 240 kuota yang tersedia. Artinya..akan ada sekitar 90 an santri yang tidak lulus seleksi. Setelah tes seleksi selesai tanggal 8 Maret, maka para calon wali santri menunggu pengumuman tanggal 10 Maret.
Pada malam hari sebelum pengumuman, panitia mengadakan rapat penetapan. Rapat ini dihadiri oleh KH. Fathur Rahman mewakili sesepuh Qudsiyyah dan juga pak M Ihsan dari unsur Yayasan. Rapat penetapan juga dihadiri kepala MTs Qudsiyyah Putri dan panitia inti. Dalam rapat penetapan yang berakhir pukul 23.00 itu juga dibahas bagaimana langkah-langkah dalam memajukan Qudsiyyah Putri terutama dari segi inputnya. Serta persiapan-persiapan untuk tahun ajaran baru setelah melihat jumlah pendaftar.
Setelah rapat selesai saya memerintahkan pak Umam untuk membuat surat keputusan dan nomor Virtual Account guna pembayaran daftar ulang. Jam 24.00 saya pun pulang untuk istirahat sedang pak Umam masih mengerjakan tugas tadi sampai subuh. Setelah jamaah subuh surat keputusan dikirim ke saya dengan bentuk pdf dan gambar jpeg. Pagi-pagi itu sekitar pukul 06.00, surat keputusan santri yang keterima di Qudsiyyah Putri pun saya upload di medsos Qudsiyyah Putri baik Fb, IG, maupun website.
Tanggal 10 Maret itu lah hari sibuk-sibuknya saya, karena banyak orang yang mencari saya, menelpon saya, dan menangisi saya karena putrinya tidak keterima di Qudsiyyah Putri. Mereka minta agar putrinya bisa didesel-deselkan di sini. Namun bagaimana lagi, keterbatasan ruangan dan sarana yang masih kurang memang menjadi alasan utama kenapa tidak diterima semuanya. Jadi mereka memang masuk sesuai hasil tes seleksi masing-masing. Saya pun hanya bisa bilang "mungkin belum rizkinya di Qudsiyyah Putri".

Rabu, 16 Maret 2022

Maghrib Mengaji

 


By : Ibuk Elin

Pernah melihat jargon semacam itu kan?
Sebenarnya, semasa kecil kita, dulu, ya memang begitulah yang terjadi.
Usai sholat Maghrib, mengaji, belajar, sambung sholat Isya'.
Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyaknya godaan, hal tersebut sedikit demi sedikit mulai terkikis.
Keluarga kami pun begitu. Mengistiqomahkan anak-anak untuk langsung beranjak sholat lantas mengaji dan belajar, tetap butuh perjuangan...
Bagaimana tidak...
Baru proses nyemak Yahya, Maya minta makan. Maya mulai mengaji, Balya minta main. Balya mengikuti ngaji, Royya juga mau ikutan. Senggol-senggolan, jawil-jawilan, tarik-tarikan, rameneee gak karu-karuan. 😅
Ini baru empat, lho... Baru empat, kama qola pak Isbah Kholili ...
Dulu, waktu aku masih kecil, bapak yang nyemak ngaji, ibuk nemenin belajar. Atau sebaliknya. Seimbang, menurut versiku.
Nah, posisi kami sekarang, ba'dal Maghrib ada jadwal ngaji di pondok. Jadi, kalau bapak ada jadwal, urusan anak-anak full sama ibuk. Begitupun sebaliknya. Kalau pas ibuk ada jadwal, berarti anak-anak ya dihandle bapaknya.
Jangan tanya seberapa hectic nya.
Dilampahi, sak kuat-kuate...
Karena memiliki anak bukan sekedar urusan berapa banyaknya, tapi mendidiknya adalah tugas utama kita sebagai orang tua...
Nyuwun pangestunipun, mugi tansah istiqomah...

Selasa, 15 Maret 2022

Al Mudarrisun

 



Madrasah Qudsiyyah memang dikenal dengan madrasah pecinta sholawat. Hal ini tak lepas dari kiprah muassisnya yaitu KHR. Asnawi. Beliau banyak sekali menulis syair-syair tentang sholawat kepada baginda nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Di antara syair ciptaan beliau adalah sholawat Asnawiyyah yang pernah dilantunkan grup rebana AlMuqtashida ponpes Langitan dengan judul "du'aut tholabah". Ada lagi adalah syiir "srengenge nyotho" dengan bahasa jawa yang lugas dan jelas maknanya.
Madrasah Qudsiyyah juga punya grup rebana yang sudah sangat populer dengan nama Al Mubarok Qudsiyyah. Grup rebana inilah yang melambungkan nama-nama semacam gus Ilham, Gus Apang, Gus Fathur pekalongan, Gus Ghofur, Gus Shofa, dan Gus-Gus lainnya. Mereka mengawali kiprah adu vokal dari madrasah Qudsiyyah Kudus.
Sekitar setahunan kemarin, guru-guru Qudsiyyah Putri rasan-rasan bagaimana kalau guru-guru ini tampil sholawatan dengan diiringi grup rebana. Ada beberapa guru yang sudah bisa memainkan terbang, tinggal menambah beberapa personil untuk diajak latihan rutin. Akhirnya guru-guru sepakat untuk belajar latihan rebana. Setiap latihan pasti tidak pernah lengkap personilnya, karena memang kesibukan masing-masing. Walaupun latihan kurang maksimal namun guru-guru tetap semangat sehingga bulan Rajab tahun 1442 kemarin sudah tampil untuk mengisi pra acara Rajabiyyah.
Sebelum tampil pada acara Rajabiyyah, guru-guru mulai bertanya. Ini grupnya dikasih nama apa? Akhirnya saya pun nyeletuk, Al Mudarrisun saja. Jadilah grup rebana guru-guru Qudsiyyah Putri itu dengan nama "Al Mudarrisun". Bulan Rabiul awwal 1443 kemarin adalah penampilan perdana grup rebana Al Mudarrisun. Mengisi acara maulid secara penuh dari suluk, salam, pembacaan barzanji oleh guru-guru putri, mahallul qiyam, sampai do'a. Semoga grup rebana Al Mudarrisun selalu eksis dan semangat untuk latihan demi mengembangkan skill yang terpendam 😂

Peci Grup Rebana Al Mudarrisun

 



Setelah grup rebana Al Mudarrisun terbentuk, asatidz Qudsiyyah Putri bermaksud membuat seragam. Karena seragam baju sangat mahal akhirnya guru-guru sepakat untuk membeli peci saja yang harganya sangat terjangkau. Entah siapa yang membayari peci itu, yang jelas saya dikasih saja dan tidak ditarik iuran. Sebagai rasa syukur, peci itu pun saya pakai ketika mengajar.
Saya melihat kebanyakan guru memakai peci itu ketika mengajar. Padahal saya itu termasuk guru yang disiplin dan peci itu bukanlah peci resmi untuk mengajar. Tapi karena kebanyakan guru memakai peci itu dan saya tidak ingin membuat kecewa orang yang sudah memberi, maka kuputuskan untuk memakainya. Nanti kalau kepala madrasah tidak berkenan pasti akan diworo-woro dalam grup.
Ahad kemarin saya mengajar di kelas 11 IPA, saya masih memakai peci hitam, sementara peci seragam Al Mudarrisun masih di dalam tas. Ketika saya membuka tas untuk mengambil kitab Alfiyyah, saya bilang ke anak-anak. Aku entuk seragam peci cah dari grup rebana Al Mudarrisun, tak enggo macem tah ora yo? Ya pak pakai saja pak, macem mesti, jawab anak-anak. Akhirnya peci pun saya pakai sambil menaruh peci hitam ke dalam tas.
Setelah peci saya pakai, anak-anak pun nyeletuk. Ayo pak foto pak..Akhirnya saya pun foto di depan anak-anak. Setelah saya amati yo pantes juga peci itu di kepala saya. Namanya juga Usgan ya..peci macem apa saja ya tetap kelihatan cakep 😁😁😁

Sabtu, 12 Maret 2022

Belajar Dari Pak Ihsan

 




Kesuksesan itu tidak datang begitu saja. Butuh usaha dan kerja keras serta mungkin sedikit keberuntungan untuk mewujudkannya. Kalau boleh saya prosentase keberuntungan ini hanyalah 10% saja, sedangkan sisanya adalah kerja keras. Terkadang sudah kerja keras namun masih kurang sukses. Dan ada juga yang tidak begitu kerja keras namun selalu beruntung. Nah..yang terakhir ini jangan kita tiru. Jika kita mau sukses ya harus kerja keras.
Pak M Ihsan adalah salah satu contoh orang yang sukses dengan kerja kerasnya. Terlahir dari orang kampung tak menyurutkan niatnya dalam meraih pendidikan tertinggi. Dimulai dari Madrasah Qudsiyyah, beliau mengenyam pendidikan dari MI, MTs, hingga MA Qudsiyyah. Setelah lulus dari Qudsiyyah, beliau melanjutkan S1 di IAIN Walisongo Semarang. Tahun 1994 beliau lulus dari IAIN Semarang dengan gelar S.Ag. Pak Ihsan sempat mengajar di Qudsiyyah sebelum akhirnya menjadi dosen di IAIN Kudus.
Selesai S1 tak menyurutkan niat beliau untuk melanjutkan kuliah S2. Akhirnya beliau pun melanjutkan S2 nya di IAIN Walisongo Semarang dan lulus tahun 2001. Lalu lanjut S3 di IAIN Sunan Ampel Surabaya dan lulus tahun tahun 2012. Dan terakhir beliau mendapat gelar guru besar ilmu pendidikan tahun 2022 ini. Tentu ini adalah proses panjang yang membutuhkan kerja keras, fokus, serta dukungan keluarga.
Selamat dan sukses atas pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. H. Ihsan, M.Ag semoga tambah berkah ilmunya dan bermanfaat bagi negara dan agama.

Jumat, 11 Maret 2022

Diklat Keprotokolan

 


ISQi (Ikatan Santri Qudsiyyah Putri) mengadakan diklat administrasi dan keprotokolan di Villa MC Pro Kajar Dawe Kudus. Acara yang diikuti tiga puluh santri itu dimulai sejak kamis sore tanggal 10 Maret 2022 dan akan berakhir jumu'ah sore tanggal 11 Maret 2022. Diklat itu diadakan untuk membekali pengurus supaya tertib dalam administrasi terutama dalam membuat surat menyurat.
Selain itu, tujuan diklat adalah untuk membekali santri agar terbiasa dalam menghadapi protokol kegiatan-kegiatan baik resmi, semi resmi, maupun tidak resmi. Mulai dari menjadi MC, dirigen upacara, memimpin persidangan dan lain sebagainya. Dalam diklat sehari semalam itu santri-santri menerima materi dari tim instruktur PC IPPNU kabupaten Kudus.
Dalam sambutannya, pengasuh ponpes Qudsiyyah Putri menyampaikan bahwa baik tidaknya organisasi itu bisa dilihat dari tertib tidaknya administrasi. Jika administrasinya bagus pasti organisasi itu juga bagus. Namun jika administrasinya buruk maka organisasi nya pun tak jauh dari itu. Di akhir sambutannya, ustadz Muhammad Isbah Kholili berharap agar pengurus ISQi bisa menjalankan kegiatan-kegiatan dan mengonsepnya dengan tertib dan baik.

Rabu, 09 Maret 2022

Ketika Ahlak Menjadi Penentu

 


Di ponpes Qudsiyyah Putri kami selalu menekankan pentingnya medahulukan ahlak dari pada ilmu. Berhenti ketika ada guru yang sedang lewat, mencium tangan ustadzah ketika bertemu, mlaku ngesot dengan lutut ketika di majlis, selalu bilang "gih yai" jika diutus pengasuh. Semua itu diajarkan demi mendidik santri-santri akan pentingnya ahlak. Ilmu yang tinggi tanpa dibarengi ahlak mulia akan mejadi seperti iblis yang sombong.
Banyak wali santri yang bilang bahwa sejak menjadi santri ponpes Qudsiyyah Putri mengalami perubahan yang sangat jauh dibandingkan sebelum mondok. Memang saya selalu menekankan pentingnya boso dengan orang tua. Kalau kamu malu mulailah dari yang mudah dulu. Gih..mboten..sampun..dereng.. karena kalau langsung boso kromo secara mendadak pasti ditertawakan orang tua, kata saya di sela-sela mengajar. Bahkan ada santri yang tidak kerasan baru sebulan mondok. Wali santri juga mengapresiasi perubahan anak walaupun baru sebulan.
Memang tidak semua santri bisa langsung berubah ahlaknya. Semua butuh proses yang panjang dan tentu saja merubah karakter yang sudah gawan bayi (tabiat) itulah yang paling sulit. Tentu masih ada beberapa santri yang belum terlihat perubahannya, namun saya yakin dengan suasana lingkungan pondok pesantren akan merubah sedikit demi sedikit. Paling tidak mereka masih berada dalam jalan yang lurus dan tidak tambah nakal.
Ketika Imam Syafi'i boyongan dari pondoknya Imam Malik menuju rumah ibunya, beliau mengetuk pintu rumah seraya mengucap salam. Setelah dijawab ibunya, beliau ditanya. Man anta? Muhammad bin Idris, jawab Imam Syafi'i. Bimaa ji'ta? Bil ilmi wal adabi, sahut beliau. Ibunya pun marah dan tidak membukakan pintu dan bilang, engkau bukanlah anakku..pergi dari sini. Imam Syafi'i pun bersedih, apa salah beliau sampai ibunya tidak mau bertemu padahal baru boyongan dari pondok.
Di tengah kesedihannya, beliau bertemu dengan seorang syaikh dan ditanya. Kenapa engkau sedih? Saya baru pulang dari pondok tapi ibu saya marah dan tidak mau membukakan pintu, jawab beliau. Bagaimana ceritanya? Tanya syaikh. Ibu saya bertanya, bimaa ji'ta? Saya jawab bililmi wal adabi, setelah itu ibu saya marah dan tidak mengakui saya sebagai anaknya. Itu kesalahanmu, coba jawab bil adabi wal ilmi, pasti ibumu tidak marah.
Akhirnya Imam Syafi'i pulang kembali dan mengetuk pintu. Setelah ditanya bimaa ji'ta? Beliau pun menjawab bil adabi wal ilmi. Akhirnya ibunya baru membukakan pintu dan bilang. Ini baru anakku.

Selasa, 08 Maret 2022

Tes Seleksi Qudsiyyah Putri Resmi Ditutup



Kudus-Qudsiyyahputri.com. Sebanyak 330 santri sudah mengikuti tes seleksi penerimaan santri baru MTs-MA Qudsiyyah Putri. Dari 330 santri itu ada 277 santri yang mendaftar di Ponpes Qudsiyyah Putri, sedangkan sisanya adalah santri laju. Dari 330 santri itu akan memperebutkan kuota enam kelas atau 240 santri. Enam kelas itu terbagi menjadi 5 kelas pondok dan 1 kelas laju.
Dari 330 santri itu yang mendaftar program tahfidz sebanyak 189, sedangkan yang mendaftar program kitab sebanyak 141 santri. Bagi program tahfidz akan memperebutkan kuota tiga kelas saja. Dan program kitab memperebutkan tiga kelas dengan rincian dua kelas pondok dan satu kelas laju.
Sedangkan yang mendaftar MA Qudsiyyah Putri dari luar hanya 11 santri. Dari 11 santri ini nanti yang diterima adalah santri yang memenuhi kualifikasi saja karena yang daftar ulang dari MTs Qudsiyyah Putri sudah mencukupi. Adapun kualifikasi pendaftar MA Qudsiyyah Putri adalah hafal minimal 3 juz untuk program tahfidz dan hafal 300 bait Alfiyyah untuk program kitab.
Tes seleksi sudah dilaksanakan selama lima hari, terhitung sejak tanggal 2 sd 7 Maret 2022. Adapun pengumuman hasil tes seleksi akan dipublikasikan pada tanggal 10 Maret 2022. Ketua panitia PPDB Qudsiyyah Putri, ustadz Muhammad Isbah Kholili, M.Pd menyampaikan bahwa PPDB untuk tahun ajaran 2022-2023 ini ditayangkan secara live streaming melalui YouTube Channel Qudsiyyah Putri TV. Beliau berharap semoga PPDB tahun ini bisa mendapatkan santri-santri yang berkualitas.

Sabtu, 05 Maret 2022

Peci Eskimo



Dulu saya pernah cerita bahwa pergi kemana saja saya pasti selalu memakai peci. Saya biasanya memakai peci resmi yaitu peci hitam atau yang lebih dikenal dengan peci Soekarno. Peci atau songkok hitam ini memang bisa digunakan di acara apa saja, acara formal maupun non formal. Untuk ngajar sehari-hari juga memang peci hitam itu yang saya pakai.
Sekitar delapan bulanan yang lalu ada kumpulan Burdahan di rumah teman saya di Undaan. Burdahan itu adalah acara rutin selapanan yang tempatnya bergantian dari satu rumah ke rumah yang lain. Waktu itu tuan rumahnya adalah mas Tommy Bahar . Karena rasa syukurnya dikaruniai seorang putra, akhirnya semua yang hadir disuruh mengambil peci satu-satu. Saya yang kebetulan juga ikut hadir pun tak mau ketinggalan. Awalnya saya tidak minat untuk ikut ambil karena merasa ora macem nganggo peci seperti itu. Tapi setelah saya amati akhirnya saya putuskan untuk ambil saja.
Setelah sampai rumah, saya pakai peci itu dan lambat laun macem juga peci itu di kepala saya. Akhirnya tiap acara non resmi saya seringnya pakai peci itu. Peci itu saya beri nama peci Eskimo. Peci buatan mas Tommy Bahar teman satu angkatan saya. Semoga rizkinya mas Tommy selalu dilapangkan oleh Allah Subhanahu Wata'ala. Amiin.

Jumat, 04 Maret 2022

Rest Area Pendopo KM 456

 


Sekilas Rest Area ini kelihatan biasa aja. Sering lewat sini, saya kira hanya menyediakan toilet-toilet dan musholla bagi pengguna jalan tol Semarang-Solo. Namun perkiraan saya salah. Kemarin saya ke rumah mas Afidl Ni'ama di Suruh Semarang. Siang hari kami sampai di Suruh lewat tol Semarang-Solo. Sejak adanya tol Semarang-Solo perjalanan Kudus-Suruh hanya butuh waktu dua jam saja.
Sore hari sekitar jam 16.30 kami pamit pulang. Sebelum pulang istri saya memang ingin mampir di rest area KM 456, karena penasaran seperti apa dalamnya. Setelah masuk tol lewat Tingkir beberapa menit kemudian kami pun sampai rest area tersebut. Rest area ini masuk wilayah kota Salatiga. Sore itu parkiran penuh sesak, mungkin karena tanggal merah libur isra'mi'raj. Mobil berjajar memenuhi parkiran baik sisi kiri jalan tol arah Semarang maupun sisi kanan yang arah ke Solo. Setelah antri beberapa menit kami pun dapat parkir juga.
Turun dari mobil kami segera masuk ke dalam, dan ternyata dugaan saya jauh dari sasaran. Ini sih mall namanya bukan rest area. Toko-toko dan kedai makan berjejer rapi di dalamnya. Indomaret point juga menghiasi sudut lantai dua. Bahkan di rest ini juga ada liftnya. Dan yang menjadi ikonik dari rest area ini adalah jembatan penghubung bangunan antar sisi kanan dan kiri dari tol Semarang-Solo. Jembatan penghubung itu pun praktis menjadi spot foto yang menjadi antrian pengunjung.
Setelah berfoto ria di jembatan penghubung, kami pun berjalan menuju sisi bangunan sebelah yang arah Semarang-Solo. Di situ juga berjejer kedai-kedai yang menjual beraneka makanan dan minuman. Karena tadi sudah makan di rumah mas Afidl akhirnya saya pun hanya pesan kopi saja. Kopi tubruk hitam dengan gula yang terpisah sehingga pembeli bisa memasukkan gula sesuai selera. Untuk harga memang di atas rata-rata karena ini adalah tempat wisata. Untuk kopi tubruk sendiri harganya Rp. 18.000 (paling murah😅).
Tak terasa adzan maghrib pun menggema. Rencananya kami mau sholat maghrib isya' jama' ta'khir aja di Demak, tapi setelah melihat musholla yang super nyaman, akhirnya kami pun jama' takdim disitu. Musholla yang luas dengan air yang sejuk menjadikan tempat ini recommended sekali untuk melepas lelah.

Rabu, 02 Maret 2022

Prof. Abdur Rahman Mas'ud Kunjungi Qudsiyyah Putri



Salah satu program Ikatan Alumni Qudsiyyah adalah Alumni Mengajar. Siang ini Qudsiyyah kedatangan alumni yang sudah melanglang buana ke berbagai negara di luar negeri. Beliau adalah Prof. Dr. Abdur Rahman Mas'ud, Ph.d. Beliau merupakan salah satu alumni Qudsiyyah yang sukses di bidang pendidikan. Meraih gelar doktor di USA merupakan prestasi gemilang beliau. Dan pada tahun 2003 beliau sudah meraih gelar guru besar/profesor.
Pada hari ini, Rabu 2 Maret 2022 beliau mendapat undangan untuk mengisi acara di IAIN Kudus. Setelah selesai dari IAIN Kudus, beliau tidak lupa menyempatkan waktu untuk mengunjungi almamater tercinta, Qudsiyyah. Setelah dari MA Qudsiyyah, beliau berkeinginan untuk menyambangi Qudsiyyah Putri, salah satu lembaga baru dari Yayasan Pendidikan Islam Qudsiyyah Menara Kudus yang berdiri tahun 2017.
Dalam penyampaian materinya beliau lebih banyak memberikan motivasi kepada santri-santri. Perjuangannya dalam mencari ilmu dari Qudsiyyah sampai ke Amerika Serikat menjadi ulasan menarik yang bisa menginspirasi santri putri. Beliau juga menyinggung tentang pentingnya barokah. Ilmu tinggi jika tidak barokah maka tidak banyak gunanya. Beliau juga menceritakan tentang sekilas biografi beliau mulai dari kehidupan keluarga, proses belajar dan mencari ilmu, serta berbagai jabatan yang pernah diterimanya.
Di akhir sesi, ada pertanyaan dari santri-santri sehingga membuat suasana menjadi lebih hidup. Dalam sesi tanya jawab itu ada tiga santri yang bertanya kepada beliau. Semua pertanyaan dijawab beliau dengan jelas dan lugas karena keterbatasan waktu yang ada. Semoga ilmu yang diberikan Prof. Dur bermanfaat bagi santri-santri.
 
Copyright © 2022 ISBAH KHOLILI. Designed by MikiAlQudsy