Di awal tahun berdirinya ponpes Qudsiyyah Putri tahun 2017 saya sudah memberi fasilitas kepada santri-santri untuk memberikan waktu khusus lalaran Alfiyyah. Kenapa hafalan harus dilalar? Ya kalau tidak dilalar akan hilang dengan sendirinya. Waktu itu ada sekitar 30 an santri yang ambil program kitab. Mereka masih unyu-unyu sekali karena baru berumur 12 an tahun.
Untuk menambah semangat saya minta satu santri untuk mengiringi dengan rolling. Sindi Wageta Sari nama santri itu, santri asal Wegil Sukolilo Pati, namun ketika naik ke jenjang Aliyah minta dilaju dari desanya. Terus yang memimpin nadhoman adalah santri dari Grobogan yang bernama Adellia Putri Wahyuning Pramestya. Untuk Adel ini masih bertahan di Qudsiyyah Putri dan sudah mengkhatamkan hafalan Alfiyyah 1002 bait. Sekarang anaknya pun minta pindah ke program tahfidz.
Waktu itu saya masih sering menunggui sendiri kegiatan-kegiatan santri. Jumlah santri yang baru sedikit, anak saya yang juga baru dua, dan aktivitas yang belum padat membuat saya relatif punya waktu yang luang. Memang hafalan menjadi program wajib di pondok ini. Kalau tidak ambil program tahfidz dengan menghafal Al-Qur'an ya ambil program kitab dengan mengahafal Alfiyyah. Sebenarnya dari hafalan itu kita sudah bisa mengetahui karakter masing-masing santri. Santri ini disiplin apa tidak, tenanan apa tidak, punya semangat mondok apa tidak, semua bisa diketahui dari hasil hafalannya. Jadi semakin disiplin santri itu pasti hasil hafalannya akan memuaskan.
Posting Komentar