BREAKING NEWS

The Power Of Santri

Minggu, 09 Januari 2022

Nyuci Tepak



Diantara aktivitas harian santri Qudsiyyah Putri adalah nyuci tepak. Mungkin tepak adalah singkatan dari tempat pakanan, namun apapun itu namanya kalau tidak dicuci dan dikumpulkan tepat waktu maka santri bisa-bisa tidak dapat jatah makan. Sejak awal mengelola ponpes Qudsiyyah Putri, saya sudah mengganti sistem makan santri sampai tiga kali. Setiap sistem saya evaluasi dengan tujuan santri bisa makan tepat waktu dan yang paling penting adalah semua santri mendapatkan jatah makan tanpa terkecuali.

Ketika awal-awal tahun pertama dengan santri yang hanya berkisar 60 an, santri-santi bawa piring sendiri-sendiri ke dapur dan mengambil nasi sesuai kebutuhan masing-masing. Satu dua bulan berjalan dengan baik, namun lambat laun mulai ada keluhan lauknya kurang. Su'uddzon saya, lauknya digondol oleh tikus-tikus yang memang juga butuh makan. Akhirnya sistem ini kami evaluasi. Santri tetap membawa piring tapi ada santri yang piket untuk mengambilkan jatah nasi dan lauknya.

Sistem kedua itu berjalan sampai tahun angkatan kedua. Setelah santri agak banyak, sekitar 200 santri, maka santri yang piket mulai kewalahan. Akhirnya saya merubah dengan menambah tenaga dapur, dengan tujuan tenaga dapur lah yang mengambilkan jatah makan, tidak lagi melibatkan santri. Disini muncul kendala lagi, tenaga dapur yang sedikit tidak bisa mengakomodir jumlah santri yang begitu banyak, akhirnya antrian mengular seperti antri sembako.

Sistem ketiga pun saya jalankan, setelah study banding ke pondok-pondok lain dan adanya masukan dari wali santri. Sistem ini saya kira yang paling efektif untuk mengurai masalah sosial di ponpes yang kami kelola yaitu pembagian makan tepat waktu. Ya, TEPAK menjadi solusi yang tepat sampai saat ini. Jadi setiap santri kami belikan tepak makan, lalu tepak harus dimasukkan ke box besar masing-masing kamar. Mereka harus mencuci tepak itu setelah makan dan menaruhnya kembali ke dalam box. Box ini lalu ditaruh di dekat dapur untuk selanjutnya akan diisi oleh tenaga masak. Saat ini ada 600 an santri, dengan tenaga masak 12 orang. Masak sehari tiga kali, jadi per shift ada empat tenaga masak. 

Dari mencuci tepak itu, santri mendapatkan pengalaman berharga bahwa hidup di pondok itu tidaklah mudah, butuh perjuangan dan kerja keras agar bisa mendapat ilmu yang bermanfaat. Nyuci tepak tepat waktu juga mengajarkan kepada mereka untuk disiplin dan bertanggung jawab. Selamat mencuci tepak!!!

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2022 ISBAH KHOLILI. Designed by MikiAlQudsy