BREAKING NEWS

The Power Of Santri

Selasa, 20 Desember 2022

Haul Mbah Muhammad Asnawi

 



Simbah saya dulu namanya mbah Munthohar namun setelah haji diganti menjadi Muhammad Asnawi. Setelah beliau kapundut tahun 1997, tiap tahun pasti diadakan acara haul. Setahun yang lalu saya usul di grup keluarga besar Bani Muhammad Asnawi, gimana kalau acara haul diadakan bergantian di Madura, Sedan, dan di Kudus. Alhamdulillah kasepuhan menyetujuinya.
Mbah Asnawi punya anak enam, namun cucunya ada 44 (entah kalau lebih). Acara haul tahun lalu bertempat di Bangkalan Madura karena pak dhe saya Agus Nawawi dapat orang Madura. Alhamdulillah acaranya ramai dan banyak yang ikut.
Tahun ini haul diadakan di Ponpes Assunniyyah Sedan Rembang. Seperti tahun lalu, haul tahun ini juga tak kalah meriahnya. Hanya beberapa cucu yang gak bisa ikut karena masih mondok dan belum libur. Yang menarik, acara haul ini mulai MC, Iftitah, tahlil, doa, dan Maulid yang ngisi ada cucu-cucu semua. Kasepuhan hanya sambutan saja.
Sebelum ke Sedan, kami menyempatkan untuk mengajak wisata murah meriah yaitu ke pantai Karangjahe. Entah sudah berapa kali kami kesini, namun gak ada bosannya kalau main air.
Di setiap momen ketemuan keluarga besar pasti selalu dibahas, anaknya sudah berapa? Sudah hamil apa belum? Dan yang selalu jadi bahasan menarik adalah hadiah Umroh dari lek Ahmad Asnawi bagi ponaan-ponaan yang bisa menyaingi 12 anaknya. 😁😅😂.
Semoga keluarga besar Mbah Asnawi semakin kompak, akrab, rukun, dan tambah selalu personilnya.

Kamis, 15 Desember 2022

Kopi Lampung dari mas Ilham Aufa

 



Seorang santri memang identik dengan rokok dan kopi. Rokok biasanya dihisap oleh para Kyai agar pikiran-pikiran yang menggumpal jernih kembali. Mbah Yai Sya'roni adalah contoh kyai dengan tipe ini, beliau sering dawuh bahwa kalau tidak merokok pikiran menjadi buntu dan kalau mengajar kurang gayeng. Saya sendiri adalah orang yang menyaksikan betapa enaknya penjelasan beliau ketika mengajar. Saya beruntung sempat mulazamah dengan beliau selama 3 tahun di MA Qudsiyyah.
Sedangkan kopi adalah amunisi satunya agar mata tetap terjaga ketika mengkaji kitab-kitab atau ketika mengajar. Untuk masalah rokok sendiri saya sudah insaf karena mengikuti mazhabnya Mbah Mun. Namun untuk kopi tidak bisa meninggalkannya. Di pagi hari biasanya saya minum kopi agar ketika mengajar tidak ngantuk. Kalau gak sempat membuat kopi, bisa dipastikan mata ini mbliyat mbliyut dan jadi gak fokus dalam mengajar.
Saya kenal mas Ilham waktu beliau memondokkan putrinya di Qudsiyyah Putri. Sebenarnya saya sudah mengenal keluarga besar Kyai Muhyi yang pernah menjadi masyayikh di Qudsiyyah. Ada pak Wifaq yang akrab dengan mas Apang, bahkan ketika beliau kapundut mas Apang memimpin maulid di maqbarah untuk mengantar kepergian beliau. Lalu ada mas Ibad dan mas Wafda yang sudah saya kenal lama. Namun untuk mas Ilham baru tiga tahunan kemarin.
Kemarin saya bergurau kalau kangen kopi Lampung, karena dulu kalau ngantar putrinya sering dibawakan. Eh lha koq malah dikirimin sebanyak ini 😁
Matur suwun mas, gusti Allah ingkang bales. Semoga bisa buat nemenin ngaji selama 6 bulan 😀

Senin, 12 Desember 2022

Sullamun Nawi Fi Ilmin Nahwi

 



Sudah lama saya ingin menulis ringkasan-ringkasan nahwu yang mudah dan aplikatif. Memang benar guru saya, bahwa menulis kitab itu fadhol yang luar biasa. Terkadang banyak orang yang pintar tapi untuk menuangkan karyanya dalam tulisan ini yang jarang dimiliki. Terkadang waktu yang menjadi kendala, atau aktivitas padat yang selalu mengisi dari hari ke hari.
Di MTs Qudsiyyah Putri ada program sorogan kitab Taqrib. Anak-disuruh menghafal makna kitab dan maju disimak guru-guru. Banyak anak-anak yang bisa membaca tapi lemah dalam memahami i'robnya. Untuk itu saya mengusulkan agar diadakan diklat Nahwu sebelum liburan. Karena saya yang usul, akhirnya saya pun diminta untuk menjadi koordinator diklat Nahwu tersebut. Bismillah, saya pun menyanggupinya dan berjanji akan membuatkan modul Nahwu yang ringkas dengan contoh-contoh dari kitab Taqrib agar lebih aplikatif.
Kitab ini saya tulis selama lima hari, di tengah kesibukan saya momong anak-anak karena ibunya kuliah (lagi). Dan saya yakin ini adalah fadhol dari Allah sehingga bisa selesai tepat waktu sebelum diklat dimulai. Saya mulai menulis Senin kemarin tanggal 5 Desember 2022 dan selesai Jumuah malam tanggal 9 Desember 2022. Sabtu saya masukkan ke percetakan dan Ahad pagi 11 Desember kitab dikirim ke Qudsiyyah Putri. Alhamdulillah tepat pukul 07.30 kitab bisa dibagikan karena acara memang dimulai pukul 07.30. Memang kitab ini masih banyak kekurangan karena nulisnya juga terlalu mepet waktunya. Namun ala kulli hal saya puas bisa menyelesaikannya.
 
Copyright © 2022 ISBAH KHOLILI. Designed by MikiAlQudsy