BREAKING NEWS

The Power Of Santri

Jumat, 28 Januari 2022

Khidmah di NU

 


Sebenarnya sampai saat ini nama saya masih tercantum di kepengurusan NU. Di cabang saya ikut di RMI NU kab. Kudus yang dipandegani mas Khifni Nasif dan di MWC NU tercatat di LBM kec. Kota. Namun harus saya akui bahwa saya tidak aktif di kepengurusan tersebut. Ketika saya diajak untuk bergabung, saya sudah bilang tidak bisa karena saya terikat di pondok pesantren Qudsiyyah Putri sebagai pengasuh. Saya tidak mau jika terlalu sibuk organisasi di luar akan mengurangi dan mengganggu kinerja saya sebagai pengasuh. Saya adalah tipe orang yang harus menjalankan tugas atau amanah dengan baik, jadi saya tidak mau mengecewakan pengurus yang sudah mempercayai saya. 


Namun ketika sudah saya jawab seperti itu, mereka masih memaksa saya agar tetap ikut dicantumkan. Akhirnya saya pun hanya mempersilakan, namun dengan konsekuensi mungkin tidak bisa begitu aktif. Setelah beberapa tahun berlalu ternyata betul dugaan saya. Ponpes Qudsiyyah Putri semakin berkembang dengan santri sekitar 600 orang, membuat saya relatif lebih konsen untuk mengurus pondok daripada kegiatan organisasi di luar. Bahkan untuk mengunjungi orang tua pun sepekan sekali kadang belum tentu. Ya saking banyaknya urusan pondok yang harus diselesaikan, apalagi yang berkaitan dengan wali santri. 


Di NU sendiri sebenarnya saya aktif berorganisasi mulai dari bawah. Tahun 2005 saya menjadi ketua IPNU ranting padurenan. Ketika itu saya juga menjadi tim instruktur PAC IPNU kec. Gebog. Setahun kemudian saya mondok ke sarang, jadi untuk berkecimpung di NU harus off dulu. Setelah pulang dari sarang dan kembali ke Padurenan, tahun 2015-2017 saya dipercaya untuk memimpin GP. Ansor desa Padurenan. Dan akhirnya tahun 2017 itu saya diberi amanah untuk menjadi Pengasuh di ponpes Qudsiyyah Putri. Aktif di NU pun off kembali.


Semoga nanti ke depan, bisa diberi kesempatan untuk khidmah di NU kembali.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2022 ISBAH KHOLILI. Designed by MikiAlQudsy