BREAKING NEWS

The Power Of Santri

Jumat, 27 Juni 2025

Putra Sunan Kudus di Karimun Jawa


Mikialqudsy.blogspot.com - Tanggal 23 sd 25 Juni 2025 kemarin saya liburan ke Karimun Jawa. Berangkat senin pagi pukul 07.00 dan harus tiba di pelabuhan pantai Kartini jam 08.00 karena kapal berangkat pukul 09.00. Dengan naik kapal Express perjalanan hanya ditempuh sekitar 2,5 jam yang seharusnya bisa dua kali lipat jika naik kapal Ferry biasa. Perjalanan pertama naik kapal Express seperti terombang ambing karena kecepatan kapal yang tak biasa itu. Perut pun jadi mual dan kepala menjadi kenyut-kenyut apalagi masih mbagani lima bocil yang juga mabuk laut. Tiket kapal Express 200 rb sekali jalan. Harga yang cocok dengan pelayanan (kecepatan) walaupun harus mual-mual karena belum terbiasa. 

Liburan ke Karimun ini saya menggunakan jasa travel www.karimunjawafun.com karena pemilik travel Pak Indra Ardiyanto adalah wali santri di Ponpes Qudsiyyah Putri. Soal harga jangan ditanya lagi, spesial tentunya. Waktu itu pak Indra sowan ke rumah saya memperkenalkan diri kalau dari Karimun. Monggo pak kalau liburan ke Karimun, saya lihat instagram njenengan sering jalan-jalan kalau liburan, kata beliau. Wah siap pak, jawab saya tegas. Akhirnya kesampaian juga ke Karimun.

Karimun ini memang sangat exotic, ada banyak wisata pantai dengan pasir putih dan pantai yang relatif masih bersih. Apalagi snorkeling yang merupakan wisata andalan kalau ke Karimun. Pengunjung bisa menikamati keindahan bawah laut dengan dipandu guide yang sudah berpengalaman. Nanti akan saya ulas wisata apa saja yang saya kunjungi. Namun yang membuat saya semangat ke Karimun adalah adanya makam Syekh Amir Hasan di pulau tersebut.

Di hari terakhir wisata, saya sempatkan untuk ziarah ke makam Amir Hasan yang menurut cerita beliau adalah putra dari Sunan Muria. Memang saya pernah mendengar cerita, bahwa dari puncak Muria terlihat pulau di kejauhan yang masih samar samar (kremun-kremun). Akhirnya Amir Hasan diperintahkan Sunan Muria untuk berdakwah kesana. Dari kata kremun kremun inilah yang akhirnya menjadi nama pulau Karimun. 

Lagi-lagi pak Indra membantu saya dengan dipinjami 3 motor agar bisa ke makam Amir Hasan yang terkenal dengan Sunan Nyamplungan itu. Dengan motor perjalan hanya sekitar 15 menit dengan rute yang terjal naik ke perbukitan sampai atas lokasi makam. Di makam itu sudah ada juru kunci yang humble menerima kedatangan kami. Mau langsung ziarah apa jagong-jagong dulu, tanya juru kunci. Jagong riyen mawon pak, jawab saya. Dari keterangan juru kunci itu, saya mendapat info baru bahwa Sunan Nyamplungan bukanlah putra Sunan Muria tapi putra Sunan Kudus. Berdasar cerita beliau melalui serat yang ada di Belanda menjelaskan bahwa Amir Hasan adalah putra sunan Kudus dengan Dewi Ruhil putri Sunan Bonang. Setelah melahirkan Amir Hasan beberapa tahun kemudian Dewi Ruhil wafat. Lalu sunan Kudus menikah lagi dan memiliki banyak anak. Mungkin karena repot hidup dengan adik-adik beda ibu, akhirnya Amir Hasan dirawat oleh bibinya (adik sunan Kudus) yang merupakan istri sunan Muria. Mungkin karena sejak kecil diasuh sunan Muria dan akhirnya diambil menantu oleh sunan Muria, maka yang terkenal beliau adalah putra sunan Muria. Ini cerita dari juru kunci makam Syekh Amir Hasan. Untuk kebenarannya wallahu a'lam bis showab.

Setelah itu saya pun segera berziarah dengan melangitkan kalimah-kalimah thoyyibah dan melafalkan doa - doa dengan bertawassul dengan Syekh Amir Hasan. Sebelum pulang juru kunci mengenalkan ular Edor yang katanya ular buta karena mendapatkan kutukan dari Amir Hasan yang selalu mengganggu mematuk kaki beliau berulang kali ketika pertama berdakwah di pulau Karimun itu.

                                             gambar silsilah sunan Nyamplungan


 
Copyright © 2022 ISBAH KHOLILI. Designed by MikiAlQudsy