a.
Shorof : ilmu usul (kaidah-kaidah) untuk mengetahui
bentuk-bentuk kalimat bahasa arab (Sighat, Bina, Waqi’, dll) tanpa memandang
kalimat tersebut mabni atau mu’rob. Seperti bentuk Tatsniyah, Jama’,
Tasghir, Nasab dan I’lal. Bisa masuk dalam kalimat Isim Mutamakkin dan
kalimat Fi’il tidak dalam kalimat huruf.
b.
Tasrif : perpindahan satu bentuk kebentuk yang lain
untuk menghasilkan makna yang diinginkan. Seperti perpindahan bentuk Masdar kebentuk Fi’il
Madhi, Fi’il Mudhori’, Fi’il Amr, Isim Fa’il, Isim Maf’ul, dan lain-lain.
c.
Wazan : sesuatu (lafadz) yang dijadikan perbandingan,
yang berharakat dengan huruf yang berharakat, yang sukun dengan yang sukun
serta memandang huruf asal dari fa’, ‘ain dan lam
fi’il. Kemudian ulama ahli shorof membuat suatu tolok ukur dalam fi’il
Tsulatsi dengan lafadz فعل dan dalam Fi’il Ruba’i dengan
lafadz فعلل
sehingga setiap lafadz yang tempatnya sejajar dengan huruf fa’disebut fa’
fi’il, yang tempatnya sejajar dengan huruf ‘ain disebut ‘ain fi’il dan yang
sejajar dengan huruf lam disebut lam fi’il. Dan dalam fi’il ruba’i huruf
yang sejajar dengan huruf lam yang kedua disebut lam fi’il yang kedua.
d.
Bina’ : bentuk kalimat yang ditinjau dari segi huruf,
harakat dan sukunnya. Adapun bagian-bagiannya silahkan dirujuk dalam
kitab Qowa’idul I’lal.
e.
Sighat : bentuk kalimat ditinjau dari segi maknanya,
dan jumlahnya ada sepuluh macam :
1. Fi’il
Madhi : lafadz yang menunjukan arti (dalam asal cetaknya) hasilnya (selesainya)
suatu pekerjaan sebelum di kabarkan, seperti contoh kalimat : قرأ زيد
الكتاب
artinya
pekerjaan membaca kitab telah selesai sebelum kalimat tersebut diucapkan.
Adapun yang dimaksud dalam asal cetaknya yaitu: membuat lafadz
tersebut sebagai suatu yang kongkrit dari suatu makna (abstrak).
2. Fi’il
Mudhori’ : lafadz yang menunjukan arti (dalam asal cetaknya) hasilnya
(selesainya) suatu pekerjaan ketika di kabarkan atau setelahnya, seperti contoh
kalimat : يتعلّم زيد الآن artinya
pekerjaan belajar sedang dilakukan, dan kalimat : يعلّم زيد
غدا
artinya
pekerjaan mengjar akan dilakukan besok.
3. Masdar :
lafadz yang menunjukan arti perbuatan tanpa disertai dengan
zaman, dan ada dua macam; masdar mim yaitu masdar yang
diawali dengan huruf mim ziyadah (tambahan) selain wazan مفاعلة ,
seperti lafadzمنصرا dan berbentuk qiyasi. Dan masdar
ghoiru mim yaitu masdar yang tidak diawali dengan huruf mim ziyadah,
4. Isim Fa’il
: lafadz yang menunjukan arti subjek suatu pekerjaan, seperti lafadz كاتب
artinya
yang melakukan pekerjaan.
5. Isim
Maf’ul : lafadz yang menunjukan arti objek suatu pekerjaan, seperti
lafadz مكتوب
artinya
yang tertulis.
6. Fi’il Amr
: lafadz yang menunjukan arti tuntutan melakukan pekerjaan, seperti lafadz اقرأ بسم
ربك
artinya tuntutan
membaca dengan menyebut nama tuhanmu.
7. Fi’il Nahi
: lafadz yang menunjukan arti tuntutan meninggalkan pekerjaan, seperti lafadzلا
تنم
artinya
tuntutan untuk tidak tidur.
8. Isim Zaman
: lafad yang menunjukan arti waktu hasilnya pekerjaan, seperti lafadz مرمى
artinya
waktu melakukan pelemparan.
9. Isim Makan
: lafad yang menunjukan arti tempat hasilnya pekerjaan, seperti lafadzمرمى
artinya
tempat melakukan pelemparan.
10. Isim Alat
: lafadz yang menunjukan arti perangkat (alat) suatu pekerjaan, seperti
lafadz مفتاح
artinya
perangkat (alat) pembuka.